TUMBAL
Aku pernah mencintai sampai tak bersisa,
menyulam doa dalam sunyi yang tak berpintu.
Katanya cinta itu anugerah,
tapi mengapa aku serupa api—
menyala untuk yang tak pernah datang membawa hujan?
Aku adalah tumbal
dari janji yang tak pernah disahkan langit,
dari rindu yang dijadikan sesaji
di altar sepi dan malam panjang.
Kupahat namamu di dada sendiri,
dengan darah pelan-pelan,
lalu kubisikan:
"Kalau nanti kau bahagia,
biarlah sakit ini cukup untuk menebusnya."
Karena ada cinta
yang tak butuh balas,
cukup diserahkan—
sebagai tumbal agar kau tetap hidup,
tanpa tahu siapa yang mati karenanya.
#danke
Komentar
Posting Komentar